Langsung ke konten utama

Postingan

Rumut tetangga selalu terlihat lebih hijau

Postingan terbaru

Beradu

Sejak malam itu saya belajar banyak hal. Selamat anda berhasil membuat saya merasa baik-baik saja. Tidak ada yang salah, kecuali sesuatu yang berlebihan. Dan cara anda mengajari saya benar-benar manjur. Kalimat-kalimat klise yang biasa dituliskan di mana-mana adalah benar. Yang patah tumbuh Yang hilang berganti Yang hancur lebur akan terobati Yang sia-sia pasti akan bermakna Yang dicari hilang Yang dikejar lari Yang masih banyak lagi Yang entah itu baik atau buruk. Semua harus pas pada porsinya, maka cukup. Itu enak sekali. Satu-satunya cara untuk melawan ketakutan adalah berani mencobanya, apapun itu. Saya pribadi takut sekali patah hati. Bagaimanapun caranya saya harus menjaga hati saya dengan sebaik-baiknya. Tapi cara saya ternyata salah. Darimana saya tahu itu salah? Hati saya yang bilang, hati saya menolak, hati saya memberontak, "Tidak begini caranya, ini merugikan sebelah pihak" Berpura-pura tidak peka atas perasaan orang lain adalah tindakan jahat yang berulang kali p...

Kok jatuh lagi?

Sudah susah jatuh cinta, sekalinya jatuh pada orang yang salah alias tidak mencintai balik itu sama seperti sudah jatuh, eh malah tertimpa durian. Sakit. Mau mengutuk diri sendiri. Aku benci dengan rasa ini, mengapa harus jatuh dan nyaman pada seseorang yang bukan tempatnya untuk pulang. Aku membutuhkanmu, denganmu aku merasa tenang dan menjadi lebih baik. Tawaku ada bersamaan dengan tawamu. Tapi, aku terlalu cepat menaruh rasa. Kebenaran yang mutlak, apapun itu kalau terlalu dikejar dia akan lari. Maka, apakah sepantasnya aku harus mengikhlaskan lagi? Kau tahu? Berat rasanya menjalani hari-hari tanpa adanya tempat untuk bertukar cerita. Tidak adalagi yang bertanya bagaimana hariku, tidak ada lagi ceritaku yang harusnya ku ceritakan denganmu. Aku benci jatuh cinta, jika harus jatuh, lalu dipaksa mengikhlaskan kamu untuk yang lain, lagi. Ini bukan satu dua kalinya. Berkali-kali. Aku selalu mengalah atas nama demi orang lain. Sakit ini seperti sakit yang sembuh karena ditutup oleh sakit ...

Tidak Mudah

Membayangkan menjadi seseorang yang lain tanpa berpikir panjang, melihat hanya dari satu perspektif saja rasanya enak sekali. Kayaknya kalo jadi A enak deh, padahal tanpa kita ketahui si A menjadi sekarang juga sebab perjalanan panjang. Kita tidak tahu bagaimana lelah dan sakitnya si A. Tapi, yang jadi point penting disini adalah, lihat, si A memilih untuk tetap baik-baik saja. Memastikan bahwa setiap orang melihatnya hidup tenang, senang, dan damai. Si A tidak memedulikan beratnya beban yang harus dia pikul. Kemarin aku berjumpa dengan seseorang. Aku lihat dia lelah sekali. Dia duduk seorang diri di pelataran jalan. Serius sekali menatap orang berlalu lalang dengan mata berkaca-kaca. Aku berjalan mendekatinya dan bertanya, "Kamu kenapa?" Dia tidak menjawab, dia menangis dan memelukku erat sekali. Aku kesulitan bernafas, tapi melihatnya menangis tersedu-sedu rasanya aku tidak tega. Ingin sekali mengusap matanya. Dia cantik, matanya sangat indah. Aku katakan...

Segalanya

Pagi gais, lumayan lama juga ga nulis. Ngga kelar-kelar aku mikirin hidup, wkwk pinter banget emang. Kadang gitu ya? Pikiran ngga bisa kita kontrol, tiba-tiba aja dateng dan betah banget nemenin kesendiria kita. Duh mampus ketauan jomblo. Jujur sekarang lagi bimbang, gatau harus ngapain. Ngerasa berat banget. Cuman, ya yakin aja kalo sekenario Allah tuh udah paling pas, pasti terbaik. Akhir-akhir ini bingung juga mau cerita ke siapa. Jangan di jawab, "kan ada Allah" Ya iyaaa, itu sih pasti. Tapi, lagi rindu seseorang hehe. Kangen banget buat buang nih unek-unek. Cuman, duh cuman mulu. Gatau kenapa mulai Ada perasaan, "Ah apaan sih, aku aja gatau gimana beban yang ditanggung sama orang lain. Jangan-jangan mereka lebih punya banyak masalah dibanding aku. Mereka aja bisa baik-baik aja, aku juga bisa dong. Gaboleh lemah, kuat-kuat!" Entah sejak kapan aku jadi males cerita ke orang. Ngga PD hehe. Makannya takut kadang-kadang kalo tiba-tiba nih semua yang ku pen...

Terima kasih

Bener-bener sedih ketika di luar sana banyak banget yang ngeluh kuliah cuma disini dll. Termasuk diri aku dulu, seandainya bisa lanjut di kampus A, mungkin bla bla bla. Goblo emang. Ngga gituu cuyy. Kayak ngga bersyukur dan ngga sadar diri gitu, padahal Allah udah tahu banget mana yang terbaik buat kita. Sulit emang buat nerima kenyataan bagi sebagian orang yang udah terbiasa mendapatkan apa yang dia pengen. Padahal yang disini alias di desa banyak banget orang tua dan anak yang mati-matian berusaha dengan caranya masing-masing biar bisa lanjut kuliah, karena apa? Ya pengen belajar. Rela banget siang-malem orang tuanya nyari biaya kesana-kesini asal bisa nyekolahin anak-anaknya. Anak-anaknya juga sama, semangat banget belajar biar bisa dapet beasiswa. Ha aku, males-malesan :(( Bagi anak-anak desa kayak aku dan temen-temen yang punya minat belajar meski ga pinter, adalah suatu penghargaan luar biasa bisa lanjut kuliah. Eh kok yang dikasih kesempatan kuliah suka males-malesan den...

Pernah dan Masih

Saya pernah mencintai kamu. Saya pernah menulis tentang kamu. Saya masih ingat dengan detail semua tentang kamu. Bahkan saya pernah menyebut namamu dalam do'a. Begitu adanya, dari dulu sekali. Saya pernah mengagumimu, menyayangimu, hingga saya sadar apa-apa tidak harus dimiliki. Sayangnya, beberapa orang mengira kepedulian saya terhadap orang lain adalah bentuk dari sesuatu bernama rasa. Padahal tidak sama sekali. Kadang-kadang saya hanya menginginkan hubungan baik dalam pertemanan. Tapi, mungkin cara saya yang salah. Hingga sampai sekarang saya sadar, saya masih merindukan kamu. Ternyata berpura-pura tidak semenyenangkan itu. Benar kata temanku, "seringkali kita menanyakan seseorang, mengatakan suka dengan seseorang, padahal dalam hati tidak sama sekali." Saya sampai berandai-andai, seandainya saya diberi kesempatan berjumpa dengan kamu. Mungkin, waktu itu adalah waktu yang tepat untuk mengatakan, "iya kamu benar, saya terlalu keras kepala. Masa lalu tidak...