Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Perempuan

Lalu bagaimana menjadi perempuan yang baik menurutmu duhai lelaki? Yang mau mengiyakan semua permintaan sebagian dari lelaki sepertimu? Maaf, lelaki punya pilihan. Perempuan pun berhak memilih. Ada yang memilih menghabiskan masa muda hingga tua dengan cintanya, meniti jalan hidupnya bersama dengan alasan bekomitmenpun itu hak dia. Ada yang memilih diam dalam kesendirian, sibuk dalam doa dan perbaikan diri itupun sudah menjadi pilihannya. Keduanya adalah pilihan, mau memilih yang mana itu adalah hak setiap manusia. Kita tidak berhak menghakimi atas pilihan-pilihannya. Menjudge dia baik, dia buruk bukan lagi urusan kita. Sungguh kita jauh lebih berhak mengoreksi diri kita sendiri, yang sejatinya hina, namun seringkali merasa baik-baik saja. Kemarin adalah kemarin. Tapi bukankah Hidayah-Nya datang tanpa persetujuan dengan hamba-Nya terlebih dahulu? Boleh jadi kemarin A seperti itu, tapi kalau sekarang A seperti sekarang? Mau mengelak, hak siapa? Yang tahu hatinya, siapa lagi ...

Pernah Menyalahkan-Nya

Di titik paling nanar sekali pun, meski keadaan rasanya tidak berpihak kepada kita, kita tetap harus berprasangka baik pada-Nya. Sebab kita tidak pernah tahu apa yang tebaik bagi kita. Hal demikian tentu sulit dan butuh pembiasaan berupa rasa sakit yang berulang. Tidak bisa dihindarkan bahwa kita semua pernah menyalahkan takdir Tuhan atas ke-tidak-mampu-an kita dalam menerima skenarioNya. Kita sering menolak kesedihan dan mau senangnya saja. Kita juga pernah disibukkan dengan pertanyaan, "Tuhan mengapa semua ini terjadi padaku?" Seolah-olah kita lebih tahu. Menyedihkan sekali.  Jangan. Jangan sekali-kali merasa hidup menderita apalagi merasa paling menderita. Itu ego namanya. Penderitaan tidak bisa dibandingkan, karena penderitaan baginya belum tentu menjadi derita bagi kita. Tiap manusia pasti memiliki penderitannya masing-masing. Dengan begitu, kita tahu nikmatnya bahagia. Bahwa kesedihan dan rasa sakit adalah hal biasa yang pasti terjadi dan akan terus berlalu dan bergant...

Enggan

Kau tahu? Dari sepersekian harapan Aku pesimis perihal perasaan Aku lemah untuk terus bertahan Aku hanya kuat dan terus mendoakan akan kebaikan Semua adalah kau Karena kau Dan sebab kau Terima kasih Kau memang beda dari sepersekian perbedaan yang ada Apakah aku yang harus terus berjuang dan mengalah? Atau aku yang terlalu berlebihan? Lalu aku harus apa? Diam saja? Atau diam-diam terus berdoa tentang mu. Sudah, biar aku saja. Kau jangan. Kau kuat dalam memendam

Sekadar

Sekadar tahu kalau ternyata memang belum ada yang benar-benar ada disaat seharusnya ada. Sebab, terlalu pandai menutup diri atau tidak mampu membuka diri. Ingat kan? siapapun tidak bisa hidup sendiri, siapapun tetap butuh orang lain, entah sekadar untuk bertukar pikiran, atau sekadar sebagai pendengar. Terima kasih, tapi sejauh ini belum pernah mendapati atau memang karena tidak mau mencari, tidak peduli, atau terlalu angkuh dan nyaman dengan diri sendiri. Kuatkan? Kuatkan!

Ini dulu

Sejak awal Sejak tatap Sejak mata saling tertuju Sejak aku mengenalmu, kau adalah beda dari sekian manusia yang terlahir dengan perbedaan masing-masing. Kekuatanmu untuk memendam luka Kehebatanmu untuk selalu terlihat baik-baik saja. Kau, adalah salah satu yang kubutuhkan. Entah, ini sementara atau memang rasa sebenarnya. Aku tahu, namun lagi-lagi aku kalah. Aku enggan membuka hati, aku sulit sekali percaya. Aku butuh penguat. Dan semoga itu kau Sikunir, 20 Oktober 2018 Yang mengharapkanmu kepada Tuhan-ku

Tanpa pamit

Selamat malam kasih :)) Aku sedang kabur dari rumah. Sekarang aku ada di tempat yang tidak banyak orang ketahui. Alasanku pergi adalah karena ada suatu masalah. Siapapun pasti punya masalah, tapi yang senekat aku pergi seorang diri dan itu perempuan sepertinya jarang hehe. Iya aku adalah manusia super nekat dan keras kepala, kalau kau tidak suka itu hakmu akupun tidak masalah. Menurutku tidak salah jika sesekali seseorang ingin sekali dimengerti, apalagi dengan orang tua dan itu ibunya sendiri, hal lumrah  bukan? Tapi, kalau yang diperoleh bukan perhatian ataupun pengertian, justru marah dan caci maki? Aku, Kamu, dan kita sudah dewasa. Menasihati dengan cara memarahi dan mencaci maki, siapapun tidak ada yang suka. Sekalipun kenyataannya diri kita bersalah. Apalagi di depan banyak orang. Aku sangat tidak suka. Alasan apapun tidak aku terima, aku sedih. Jadi adakah yang sudi peduli dengan aku yang keras kepala ini? Aku akui, dengan pergi tidak lantas menyelesaikan masalah, ta...

Jawabannya ada disini

Pagi ini langit nampak begitu cerah, aku dan teman-teman berpamit diri untuk pergi ke sekolah menimba ilmu dan berharap berkah kepada-Nya sang pemberi barakah. Namun, hatiku heran melihatnya kusut seolah sedang menghadapi masalah yang tak ditemui kemana hati harus melangkah. Aku terpisah dengan teman-teman, aku berjalan mendekati dan ku beranikan diri untuk menanyai . . . “Assalamu’alaikum” “Wa’alaikumussalam” Jawabnya dingin, dan sangat datar. “Apa yang terjadi padamu fi?, tak pernah sebelumnya aku lihat kau separah ini, seolah kamu sedang menghadapi masalah yang sangat membuatmu terbebani” “Kamu tahu apa tentang aku Aisyah?, lebih baik kamu pergi ke sekolah, biarkan aku sendiri dan silahkan kamu pergi”. Hati kecilku berbisik dengan sangat hati-hati,”Biarkanlah dia sendiri, biarkan dia menikmati gejolak di dalam hati. Pergi dan belajarlah, sepulang sekolah kau temui dan tanyai dia dengan baik apa yang sebenarnya terjadi. Tenang dia hanya sedang lelah dan butuh sendiri”...

Kalau saja Mungkin

Aku ingin sendiri, sudah itu saja. aku ingin diam dalam kesendirian dan pergi tanpa pamit. Aku ingin menceritakan semuanya pada Sang Maha Pencipta bahwa aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Aku sedang dalam kebingungan setiap ku menatap matanya. Ingatanku akan kebaikannya pada Ibunya selalu terngiang-ngiang di kepala. Aku tidak pernah menduga bahwa skenario Tuhan serumit dan seindah ini, sehingga aku tercengang dan sering menggumam, "Mengapa harus aku dan bukan yang lain?" Jujur saja aku adalah sama halnya kalian. Manusia yang kadang butuh belas kasihan dan butuh sekali didengarkan. Jujur saja aku adalah sama halnya kalian. Manusia yang butuh hangatnya pelukan dan nuansa kekeluargaan. Bersykurlah jikalau kalian masih mendapatkan itu semua. Kadang-kadang aku heran dengan diriku ini, mengapa aku bisa bertahan sampai sejauh ini. Kedua orang tua yang luar biasa yang dengan caraNya menjadikan aku sedewasa ini. Kedua kakakku yang baik dan lucu sekali yang dengan car...

Lebaran

Bismillahirrahmanirrahim . . .  Happy Eidul Mubarok 1440 H Everyone! Dari lubuk hatiku yang terdalam mohon maaf baik lahir maupun batin atas perkataan, perbuatan, dan juga sikap yang mungkin kurang mengenakkan dan cenderung sering menyakiti. Demi Allah aku mohon maaf setulus hati atas nama diriku pribadi Nur Aroma Rofiqoh. Atas nama hutang yang belum sempat aku lunasi, janji yang belum juga aku penuhi, serta maaf yang hanya bisa dimaafkan secara langsung. Ingatkan aku, berikan aku kesempatan, dan doakan aku masih diberi umur panjang.  Kepada siapapun yang masih bisa idul fitri bersama keluarga bersykurlah, alhamdulillah aku sangat bahagia :)) Aku mau sedikit berbagi cerita, dengan ini semoga kalian bisa jauh lebih bersyukur dan tidak perlu galau atas THR yang hanya sedikit. Bagaimana hari ini? Lumayan lelah ya keliling kampung buat sungkeman dan nyari THR hahahaha. Ngga papa kok, belum tentu tau depan kita semua masih dipertemukan dengan ramadhan dan j...