Langsung ke konten utama

Ganti lagi




Bahwa darimu aku banyak belajar. Datang dan pergi adalah hal biasa. Hal semacam ini akan selalu terjadi dan silih berganti. Layaknya kamu bertemu dengannya, nyaman dengannya, lalu jatuh dan cinta. Rela jatuh lagi dan ditinggal pergi. Miris. Kamu akan mencari yang baru lagi dan lagi sampai pada kata, “Kamu lah yang selama ini aku cari.”


Sial. Sayangnya kamu tidak. Pernah sekali menemukan dan akhirnya kehilangan, lagi. Selepas ini semua, kamu harus berjanji akan menjadi seseorang berbeda. Minimal mengurangi kebiasaan mengurung diri dan memendam apa-apa sendiri. Kamu terlalu angkuh dan keras kepala. Terlalu takut untuk berbagi cerita, padahal aku ingin sekali mendengarmu bercerita. Jangankan cerita, suaramu memanggil namaku saja aku sudah senang. Banyak orang yang peduli denganmu, lagi-lagi egomu bilang, “ya memang dia baik”. Padahal, tanpa kamu sadari, kamu telah melukai seseorang yang telah menaruh harap, padamu.

Kamu terlalu sering mengatakan kuat. Padahal untuk berdiri saja hampir tidak mampu. Kamu sering kali berkata baik-baik saja. Padahal tanpa kamu sadari, aku sering mendapatimu menguatkan diri sendiri, berharap semua memang akan baik-baik saja. Kamu menangis dalam kesendirian. Aku tidak tega, melihatmu menangis seperti demikian. Ingin sekali ku mengusap air matamu.

Kamu tahu? Kamu selalu membuatku bertanya-tanya dan mencari tahu. Bertanya pada seisi dunia tentang kabarmu. Mencari tahu lewat apapun yang bisa memberiku jawaban tentang dirimu. Dibalik gelak tawamu, kerja kerasmu untuk tetap bertahan pada hal yang belum mampu kamu terima, kamu telah mampu melewati hingga detik ini. entah karena terpaksa, dipaksa, atau kamu memang sudah tidak tahu lagi akan bagaimana.

Sampai pada suatu titik, seseorang mengatakan kamu gila. Tapi kamu tetap biasa saja. Bingung. Entah dengan cara apalagi memastikan kebaikanmu selain dengan doa-doa indah. Aku tidak kehilangan harap. Hanya saja menyadari siapa aku dan siapa kamu.

*Masih belum selesai.


Komentar