Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Berat

Aku tidak  tahu kenapa, kenapa hal seperti ini bisa terulang kembali. Kembali menjadi bodoh dan menyakiti hati orang lain, kembali menjadi egois dan memilih mencintai sebelah pihak, kembali menjadi seseorang yang bisa dipercaya oleh orang lain tapi sulit sekali percaya bahwa ada manusia atau bisa disebut orang lain yang benar-benar   peduli. Kemarin belum lama, setelah sekian waktu tidak pernah saling berkabar, saya menemukan orang baru. Rasanya saya sudah menemukan seseorang yang tepat. Seseorang yang mau menerima saya apa adanya, meski belum tahu detil tentang kehidupan saya. Tapi, egoku tetap menolak. Keras kepalaku semakin memuncak, dan aku kalah dengan egoku. Aku kembali jatuh dalam kekecewaan yang memberiku kenyamanan karena bekas ingatan berupa kenangan. Aku kembali menjadi acuh dan suka mengabaikan perasaan seseorang. Dalihku selalu saja sama, yang biasa saja. Padahal, itu hanya sebuah alibi saja, agar aku tidak menyakitimu.  Jujur, aku juga ingi...

Iyakan Perempuan?

Kalo tanya kenapa? Aku tidak tahu. Kamu boleh mengira aku begini dan begitu, itu hakmu. Tapi, mengiyakan semua atas perkiraanmu tentang aku, aku tidak setuju. Aku sadar betul pernah sok tahu dan kepedean , seolah-olah merasa kamu punya something feeling ke aku, hanya karena kamu berlaku baik ke aku. Padahal, boleh jadi kamu melakukan kebaikan seperti ini tidak hanya ke aku saja kan? Makannya kenapa sekarang aku sudah terbiasa untuk bersikap biasa saja. Kamu terlalu sulit ku definisikan. Kadang kamu sangat baik, tapi tidak menutup kemungkinan kamu kadang-kadang menjadi seperti anak kecil, bahkan melampauinya. Kenyataanya, anak kecil mudah sekali memaafkan, marah sebentar, nangis, lalu kembali baikan, dan lupa sama semua masalahnya. Kalau kamu? Justru hanyut hanya karena perihal yang mungkin kita sajalah yang salah paham. Aku tidak suka, kamu terlalu sibuk memperioritaskan aku. Kita hanya teman kan? Tolong bersikaplah selayaknya teman, jangan terlalu berlebihan dalam memberikan...

Sigit, Alwi, dan Bakol Klotak

[INI PERMINTAANMU YA MUSUH SMA-KU YANG AWALNYA KU KIRA KAMU SKSD BANGET, TERNYATA KAMU YANG BISA DIBILANG CARE BANGET] Ah males banget sebenernya memenuhi request-annya ni bocah. Minta menulis tentangmu itu harus mengingat-ingat sejak awal aku kenal kamu cuk. Aku sih ngga suka fafifu, maunya to the point aja ke kamu. Sek, sambil kamu baca ini kalo udah ku publish kamu harus nraktir aku ya? Pecel, kupat, bakwan, sama nutri sari jeruk nipisnya Bu’e kantin SMABA. Ok deal? Sigit Fatkhurrahman. Awalnya aku sama sekali ngga tahu siapa dia, yang aku tahu dia anaknya rese dan banyak tingkah. Suka caper gitu, dan teriak-teriak ngga jelas. Ngga penting banget pokoknya. Karena aku ikut Dewan Ambalan di SMA-ku, sedikit-banyak aku mulai tahu. Tahu tentang siapa-siapa anak rese, ya termasuk dia ini. Ngga pernah ikut pramuka hari Jumat, celana sekolah di pensil. Padahal, celana dipensil kalo boleh jujur menurutku sih bagus, apalagi di badan dia yang kek Tikungan (Tinggi kurus kek orang cac...